Source: Google |
Didalam sebuah acara pengajian, sang sahabat mengeluarkan post-it yang kemudian dibagikan kepada kami semua. Dia menginstruksikan agar kami menuliskan pembagian waktu 24 jam untuk masing-masing kegiatan kami sehari-hari, misalnya berapa waktu untuk ibadah, berapa waktu untuk belajar, berapa waktu untuk bermain, dan sebagainya. Masing-masing dari kami menuliskan pembagian waktu berdasarkan rutinitas harian kami.
Setelah semuanya selesai, sang sahabat meminta kami menempelkan post-it kami diatas selembar karton dan kemudian kami diminta untuk mengamati semua post-it yang tertempel disana. Sebagian besar kami menuliskan 6-8 jam waktu untuk tidur, 1-2 jam untuk ibadah, berbagai variasi waktu belajar dan bermain.
Source: Google |
Kemudian sang sahabat meminta kami menuliskan kegiatan kami selama 3 hari terakhir. Dan,.....protes yang sama kembali hadir.
Akhirnya sang sahabat meminta kami menuliskan kegiatan kami dalam 24 jam terakhir. Dan walau masih terdengar gumaman disana-sini, entah protes ataupun bingung mau menulis apa, setiap orang kembali menekuri post-itnya.
Setelah semuanya menyatakan diri selesai, sang sahabat meminta masing-masing kami menuliskan berapa waktu yang digunakan untuk masing-masing kegiatan. Kembali semua menekuri post-itnya dan menuliskan perkiraan waktunya. Dan belum selesai kami mengerjakan permintaan sang sahabat, kembali beliau meminta kami untuk mengerjakan hal berikutnya, yaitu menjumlahkan semuanya.
Source: Google |
Tebak apa? Waktu seluruh kegiatan kami itu, tidak satupun yang mencapai angka 24 jam. Bahkan saya hanya bisa menemukan sekitar 16 jam saja. Jadi,...kemana waktu 8 jam lagi? Saya tidak tahu..
Sebuah pelajaran sederhana tentang waktu ini telah membuka mata, betapa seringnya saya tidak sadar begitu banyak waktu terbuang sia-sia. Waktu yang selalu diinginkan untuk lebih panjang, namun waktu pula yang sering disia-siakan.
Dan saat sebuah pekerjaan atau kegiatan tidak bisa dilaksanakan, yang dijadikan alasan adalah kekurangan waktu alias tidak ada waktu.
Source: Google |
Waktu memang ajaib, dengan mengoptimalisasi kualitas penggunaan waktu, bukan menjadikan saya terus-terusan bekerja dan belajar, tapi justru saya punya kesempatan untuk traveling ke berbagai tempat, bergabung dengan berbagai komunitas positif, mempelajari hal-hal baru, dan tentunya bisa menjadi lebih bermanfaat. And everyone can do the same...:-)
So, masalahnya bukan waktu yang kurang, tapi seringnya manusia kurang bijak dalam memanfaatkannya..:-)
2 comments:
Inspirasi yang sangat bagus, sangat berguna bagi diri saya sendiri ataupun teman-teman lain yang membacanya. Waktu memungkinkan kita bisa bekerja lebih produktif, tapi ya, memang benar saya pun sering mengatakan hal seperti "Ko waktu begitu cepat", "saya masih kekurangan waktu untuk mengerjakan hal ini dan itu", Tetapi setelah di cerna lebih dalam ternyata bukan waktu yang berkurang tetapi masa produktif kita yang berkurang karena terlalu menyia-nyiakan waktu yang ada, dengan hal yang tidak memberikan Impact yang baik entah itu untuk diri sendiri ataupun orang-orang yang berada di sekitar.
Terima kasih banyak untuk artikel yang di buat, saya sangat suka dan akan meluangkan banyak waktu untuk berkungjung lagi dan melihat beberapa artikel lainya.
@Lutfi: Terima kasih sudah berkunjung dan senang membaca tulisan ini bermanfaat,..:-)
Post a Comment