Buku pertama adalah "Manuscript found in Accra", buku terbaru karya Paolo Coelho ini saya peroleh disebuah toko buku impor di Jakarta Pusat. Sedangkan satunya lagi yaitu buku ke-3 dari trilogi Negeri Lima Menara, Rantau|Muara, memang saya nanti-nantikan dan akhirnya karya Ahmad Fuadi ini berhasil saya peroleh di Gramedia Sun Plaza, Medan. Kedua buku ini setia menemani perjalanan saya beberapa minggu belakangan dan saya tunggu sekali karena penulisnya adalah dua dari sederet penulis yang tulisannya saya koleksi.
Buku Coelho ini dibuka dengan pernyataan, "Now that I am at the end of my life, I leave for those who come after me everything that I learned while I walked the face of this Earth. May they make good use of it". Pernyataan ini mengundang penasaran saya untuk segera membuka lembar berikutnya karena lessons seperti apa yang akan saya temui, apalagi beberapa kutipan di blog dan twitter Coelho diambil dari buku ini.
Dan, penasaran saya terbayar dengan keengganan melepas buku ini dan keinginan untuk segera menuntaskannya. Pertanyaan tentang defeat, struggle, beauty, love, elegance dan sebagainya dibahas dengan rangkaian kata yang butuh kejernihan untuk melihat kandungannya. Tak heran saya berulang kali membolak-balik kembali halaman yang sudah saya baca.
Coelho secara manis merangkai kata menjelaskan berbagai hal dan menutup setiap sesi dengan kesimpulan yang cantik. Dia mengajak pembaca untuk merenungkan human values. Seperti ketika dia menjelaskan tentang kata success sebagai 'It is being able to go to bed each night with your soul at peace' yang mengingatkan saya ketika dalam sebuah perbincangan on-air di sebuah radio dan si announcer mendefinisikan sukses secara sempit sebagai suatu hal materialistis.
Buku ini membahas banyak hal yang dilalui seorang manusia dalam hidupnya. Salah satu bagian yang saya baca juga di blognya adalah ketika Coelho mengulas bagaimana defeat (kalah) dan scars (tanda luka) itu mempunyai arti yang jauh lebih dalam daripada pengertian di kamus bahasa. Dan membuatnya menutup sesi ini dengan serangkai kata untuk menunjukkan bahwa tanda luka bukanlah menunjukkan kekalahan, tapi 'Scars are medals branded on the flesh, and your enemy will be frightened by them because they are proof of your long experience of battle'. Kalimat ini pula yang menjelaskan beberapa tweet Coelho yang merupakan kesimpulan sesi ini, yaitu, 'Scars speak more loudly than the sword that caused them'.
Dan di sesi berikutnya Coelho menjelaskan bagaimana orang-orang yang kalah itu adalah orang-orang yang hanya bertarung dalam imaginasinya dan berharap semuanya berubah. Berjanji untuk melakukan perubahan namun takut untuk memulai. "Woe to those who were never beaten! They will never be winners in this life".
Dan rangkaian ini berlanjut terus disesi-sesi berikut. Menjelaskan secara gamblang nilai-nilai yang kita temui dalam keseharian. Mengupas tuntas keseharian yang kadang luput dari perhatian kita. Hal-hal kecil namun berarti besar dalam kehidupan.
Usai menuntaskan buku Coelho, sayapun beralih ke karya Fuadi. Buku ini dibuka dengan syair Imam Syafii dan mampu membuat saya menahan sebak. Syair Imam Syafii juga yang saya jadikan pembuka dari blog ini dan dibuku terbaru Fuadi inipun saya kembali dihujam haru membaca syairnya Imam Syafii yang saya kutipkan dibawah ini:
Biarkanlah hari terus berlari
Tetaplah jadi manusia mulia, apapun yang terjadi
Janganlah galau dengan tiap kejadian sehari-hari
Karena tak ada yang abadi, semua kan datang dan pergi
Jadilah pemberani melawan rasa takutmu sendiri
Karena lapang dan tulus adalah dirimu sejati
Janganlah pandang hina musuhmu
Karena jika ia menghinamu, itu ujian tersendiri bagimu
Takkan abadi segala suka serta lara
Takkan kekal segala sengsara serta sejahtera
Merantaulah. Gapailah setinggi-tingginya impianmu
Berpergianlah. Maka ada lima keutamaan untukmu
Melipur duka dan memulai penghidupan baru
Memperkaya budi, pergaulan yang terpuji, serta meluaskan ilmu
(Dikutip dari buku Rantau|Muara karya Ahmad Fuadi)
Perjalanan kisah dari buku pertama 'Negeri 5 Menara', 'Ranah 3 Warna' hingga 'Rantau|Muara' ini seolah membaca perjuangan diri sendiri. Tiga mantra Man Jadda Wajada, Man Shabara Zafira, dan Man Saara ala Darbi Washala adalah mantra yang juga mewakili apa yang saya dan saya yakin banyak sahabat dan teman-teman diluar sana juga jalani. Terutama bagi kami yang juga sama-sama berburu mimpi dan cita-cita untuk belajar ke luar negeri.
Buku yang bercerita tentang pencarian arti hidup, misi dan visinya membawa saya mengenang pergolakan-pergolakan yang juga terjadi dalam hidup saya sendiri. Keinginan meraih mimpi untuk menjejakkan kaki di ujung-ujung dunia (baca: Beasiswa membawaku keliling dunia) seperti halnya tokoh Alif telah membawa banyak sekali hikmah dalam hidup. Dan merantau berbuah pertemuan dengan banyak orang yang memberi berbagai warna dalam hidup saya.
Perenungan akan misi dan visi hidup yang dihadapi oleh Alif terutama keputusan untuk kembali pulang ke tanah air merupakan gambaran dilema yang saya hadapi juga saat menyelesaikan kuliah. Sebelah hati sangat ingin kembali ke tanah air, tapi pengalaman berhadapan dengan kondisi tanah air yang tidak jelas menciutkan nyali Alif dan begitu halnya dengan saya. Hal ini pula yang menjadikan saya sulit untuk menjawab pertanyaan sederhana seorang teman saat saya kembali menginjakkan kaki di Swedia tahun 2011. Pertanyaannya adalah, "Dan setelah ini, apa lagi?" sebagai tanggapan atas berpindah-pindahnya saya dari satu zona ke zona waktu lainnya.
Pertanyaan diatas akhirnya terjawab diakhir 2012 dengan sebuah keputusan saya untuk menetap di tanah air yang merupakan ekstraksi berbagai pilihan yang ada. Keputusan yang berakar dari pemikiran serupa dengan pernyataan Dinara pada Alif, ".......... Apa yang akan kita dapatkan disini akan habis ketika kita mati. Apa yang kita nikmati disini hanya untuk diri sendiri. Saatnya untuk lebih bermanfaat".
Kedua buku ini memang berhasil membuat saya merenungkan perjalanan hidup ini. Memahami diri sendiri, ketakutan-ketakutan, harapan-harapan dan tentunya, akhir dari semuanya saat harus kembali ke akar, ke yang satu, ke yang awal.
Banyak hal yang saya rasakan saat membaca kedua buku ini dan merupakan pengetahuan tersendiri bagi saya. Saya yakin setiap orang akan merasakan hal yang berbeda, namun dua buku ini akan membawa kita melongok jauh kedalam diri kita sendiri. Menelisik siapa kita dan hakekat hidup kita. So, tunggu apa lagi segera masukkan dua buku ini ke jejeran bacaan anda....:-)
2 comments:
Akhirnya.....muncul kembali,..:-P
dapet kiriman yang ini ga ya :P
Post a Comment