FGIM: Mereka memilih turun tangan....

Bangun diawal pagi menjadi berbeda, ada tambahan energi karena hari ini saya akan bergabung dengan kerumunan para relawan di Festival Gerakan Indonesia Mengajar alias FGIM. Dan sekaligus akan ada reuni keren tahun ini, yaitu reunian KI Padang sambil kerja bakti untuk pendidikan Indonesia.

Hari baru menunjukkan pukul 8.10 saat saya dan dua keponakan saya meninggalkan rumah menuju Ecovention Hall, Ancol. Dan ternyata arus lalu lintas pagi itu cukup lancar, sehingga belum pukul 09.00 pagi kami sudah sampai ditujuan.


Panitia berbaju hijau bertuliskan FGIM sudah terlihat berjejer didepan meja registrasi. Beberapa relawan sudah melakukan registrasi dan kamipun segera melakukan hal yang sama. Saya mencoba menghubungi beberapa teman dari Kelas Inspirasi Padang yang rencananya akan hadir bersama untuk kerja bakti ini.

Sambil menunggu kamipun melihat-lihat Boothnya Indonesia Menyala dan Kelas Inspirasi. Dan disana saya bertemu teman-teman dari Kelas Inspirasi Bekasi, Bogor dan Depok. Dan,...tentu saja diikuti dengan acara foto-foto. Seruuu..!!!

Saat menunggu, dari kejauhan terlihat seseorang yang sepertinya saya kenal. Ya,..Mas Royan, salah seorang inspirator KI Padang. Dan, riuh kamipun saling bertukar cerita. Selang beberapa waktu, terlihat dua orang berbaju orange mendekati saya. Wajahnya saya kenal lewat media sosial. Dan tebakan saya benar,....ini dia dedengkotnya Kelas Inspirasi, mas Dika.

Mas Dika langsung meminta saya jadi 'Dirigen'. Aduuuhhh,...saya tidak ingat kapan terakhir kali saya berdiri memimpin lagu di depan orang ramai. SD barangkali,...:-D

Ternyata, penolakan saya menjadi seorang 'dirigen' berakhir membawa saya menjadi pimpinan kelompok untuk Upacara Bendera yang dihari ke-2 ini dilaksanakan oleh Kelas Inspirasi. Atribut pelaksana upacarapun dipakai, ada kacu dan pin bergambar burung garuda. Aaah,..terakhir kali memakai kacupun saya sudah lupa.

Ck.ck..ck..benar-benar acara yang luar biasa, kesederhanaan upacara dengan segala atributnya ini sudah membuat pikiran melayang kembali ke masa-masa sekolah di sebuah kota kecil di Sumatera Barat, yaitu kota Solok.

Tepat pukul 11.00 Upacara Benderapun di mulai. Ribuan relawan memasuki Ecovention Hall, Ancol. Dalam hitungan sepuluh, Hall yang tadinya lengang tumpah ruah oleh orang-orang luar biasa yang datang untuk kerja bakti demi pendidikan Indonesia.

Ketika lagu Indonesia Raya berkumandang, rasanya sangat berbeda. Rasa haru saat melihat ribuan relawan ini berlanjut saat melihat bendera Merah Putih perlahan naik menuju puncak tiang. Beberapa kali saya mengertakkan rahang karena mata terasa mulai panas. Nggak lucu, masa salah seorang pelaksana upacara menangis,..hehehe

Tahun 2010 adalah terakhir kali saya menangis saat mengikuti upacara bendera, yaitu di acara Indonesian Day yang dilaksanakan di Christchurch, Selandia Baru. Tidak pernah saya menyangka kalau di FGIM ini saya nyaris berlinang air mata kembali.

Dan Upacara juga menandai dimulainya secara resmi acara kerja bakti ini.

Bersama dengan tim PHH yang datang jauh-jauh dari Padang, Qyu dan Zacky,....acara kerja bakti FGIM dimulai.

Wahana yang pertama kali kami tuju adalah Wahana Surat Semangat. Antrian terlihat panjang, kami bertiga ikut didalam antrian ini sambil tidak hentinya ber'kicau' riuh. Para relawan lain didalam antrian terlihat senyum-senyum, mungkin heran ada juga 'makhluk' seperti kami ini,..:-D

Saya menulis surat semangat untuk sebuah SD di Aceh Utara, sedangkan Qyu dan Zacky untuk Pulau Rote dan Halmahera. Saya bercerita tentang mimpi kepada adik-adik disana dengan harapan mereka berani bermimpi dan berusaha mewujudkan impiannya. Saya menuliskan bagaimana saya yang juga berasal dari kota kecil bisa berkeliling dunia melalui pendidikan dan bahkan bisa menggapai jenjang tertinggi di dunia akademik. Dan semuanya dibiayai oleh pihak lain,..alias gratis. Tiada yang lebih saya inginkan selain anak-anak Indonesia yang percaya diri, berani bermimpi serta pantang menyerah dalam menggapai mimpinya. Dan pastinya, berakhlak mulia. Diakhir surat saya tuliskan pesan dengan pertanyaan, 'Siapa yang akan menyusul kakak?'....:-)

Selesai menulis Surat Semangat, wahana berikutnya adalah Rekam-rekam, dimana kami mendaftarkan diri di wahana Video Profesi. Disini relawan diminta bercerita tentang profesinya dalam durasi 3 menit. Yang diceritakan adalah tentang dirinya, profesinya dan bagaimana cara untuk berprofesi tersebut. Agar tidak lupa, saya menuliskan scriptnya di papan tulis. Saat saya sedang menulis, seorang panitia FGIM mendekati saya dan menyapa saya, "Mbak yang bisa sampai ke US ya?". Saya menoleh dan mengangguk. Dia kemudian mengulurkan tangannya dan mengatakan bahwa saat pendaftaran Kelas Inspirasi II di Jakarta, dia yang mereview aplikasi. Saya ucapkan terima kasih berulang kali karena sudah memilih saya menjadi salah seorang inspirator dan menjadikan saya addict dengan kegiatan-kegiatan ini,..:-)

Pukul 12.30 kami rehat untuk makan siang dan sholat. Tapiiiii,...berakhir dengan narsis foto-foto dengan para penggawang Kelas Inspirasi BoTaBek...:-D

Energi yang sudah diisi kembali, membuat kami jadi semakin HH (Haha Hihi). Ketika MC mengajak seluruh relawan untuk menggoyangkan badan bersenam,...kami yang berada di lantai 2 langsung jingkrak-jingkrak mengikuti senam pagi yang membangkitkan kenangan rutinitas pagi saat dibangku sekolah dulu.

Dan HH kembali terjadi ketika kami bergabung di wahana KartuPedia. Di wahana ini, setiap kelompok yang terdiri dari 6-10 orang bekerja menulis informasi mengenai kartu yang diperolehnya. kartu-kartu tersebut bergambar mulai dari tokoh nasional, fauna dan juga landmark. Nah, adik-adik di daerah yang tidak seberuntung mereka yang mempunyai akses ke berbagai informasi, akan sangat terbantu dengan adanya kartu-kartu ini sebagai media belajar bagi mereka.

Dan itulah enaknya bersama dua orang fotografer, kegiatan dari A hingga Z, didokumentasikan dengan baik oleh mereka, termasuk di KartuPedia ini,...:-D

Tapi, ketika kedua fotografer ini pulang,...dokumentasipun langsung tidak ada,...termasuk ketika saya dan dua keponakan bergabung dengan wahana Kemas-Kemas Sains. Disana kami bekerja menyiapkan alat peraga untuk adik-adik di daerah. Kelompok kami bertugas menyiapkan Katrol Sederhana dengan memanfaatkan karton-karton yang dipotong membentuk lingkaran dan segi empat. Ditambah dengan perekat serta paku dan tali, maka alat peraga ini siap untuk di kirimkan ke daerah.

Wahana ini adalah wahana terakhir yang saya datangi karena kedua keponakan saya sudah terlihat lelah. Dan pukul 5.00 sore kamipun pulang. Sayang sekali kami tidak sempat mengikuti upacara penurunan bendera.

FGIM merupakan sebuah kerumunan positif yang berisi orang-orang yang memilih turun tangan dan berbuat sesuatu untuk negeri tercinta ini. Mungkin efeknya tidak akan kelihatan dalam 1-2 hari, 1-2 bulan atau bahkan 1-2 tahun. Tidak usah pusing dengan kapan efek dari tindakan ini akan kelihatan, karena hanya melemahkan semangat kita dan bahkan menjadikan kita urung untuk bertindak. Apa yang kami lakukan di FGIM mungkin tidak akan langsung menjadikan Indonesia ini berubah, tapi kami memilih untuk turun tangan dan tidak mengeluh. Kami memilih untuk berbuat, walau sedikit, namun ketika semuanya serentak bergerak, dampaknya tentu lebih luas.

Melihat para relawan yang hadir di FGIM kemarin, membuat harapan saya untuk Indonesia yang lebih baik menjadi semakin nyata. Energi positif yang mengalir di aula itu, memberikan optimisme bahwa masih sangat banyak sekali orang-orang baik di tanah air ini. 

I'm proud to be a part of this team. Salute..!!