Wednesday, February 2, 2011

My Survival Tips as a PhD Student

I. INTRODUCTION
Setiap orang punya cara tersendiri untuk survive ditengah beragam situasi dan kondisi yang dihadapi, tak terkecuali saya. Hidup jauh dari kampung halaman dan harus bertahan menjalani riset yang sama bertahun-tahun tentu saja terkadang ada fase up and down -nya. 

Berbeda saat menjalani perkuliahan master dahulu yang masih mempunyai course sehingga ada teman-teman sekelas tempat berbagi soal assignment, catatan kuliah atau belajar bersama,sehingga walau jauh dari kampung halaman, perasaan loneliness tidak begitu terasa. Saat mengambil kuliah doktoral ini, perasaan terisolasi dan loneliness lebih terasa karena riset yang dilakukan bersifat individu. Hanya sedikit yang bisa didiskusikan dengan teman sejawat karena particular analysis-nya berbeda.

Terlepas dari bagaimana cara survive yang patut dicermati terlebih dahulu adalah keyakinan bahwa apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang benar-benar ingin dilakukan. So, niat dan motivasi untuk menempuh pendidikan ini juga patut digali kembali, karena tentu saja akan sangat menentukan dalam menyelesaikan studi dan menghadapi berbagai tantangan yang ada. Apalagi riset doktoral dilakukan dalam waktu yang tidak pendek alias harus menekuni hal yang sama bertahun-tahun lamanya. Jika niat dan motivasi sudah jelas, barulah tips saya dibawah ini bisa bekerja.

Make sure what you really want to do in your life (courtesy: Jorge Cham)

II. METHODS
Tips saya ini ditulis berdasarkan apa yang selama ini saya lakukan, observasi lingkungan serta diverifikasi dengan interview asal-asalan. Tips ini menggunakan pendekatan kualitatif, namun banyak sekali bias karena ada beberapa hal yang subjektif. Metode analisis nggak jelas karena lebih menggunakan intuisi sehingga secara empirik hasil tidak bisa dipertanggungjawabkan.


III. LIMITATION
Mengaplikasikan tips ini akan memberikan hasil berbeda untuk setiap orang. Jika terdapat komplikasi atau keadaan bertambah buruk dalam waktu 7 x 24 jam, harap tidak dilanjutkan karena bisa menimbulkan efek samping yang lain seperti keterlambatan dalam studi, pembimbing yang hilang kesabaran dan untuk jangka panjang akan menyebabkan kehilangan finasial support bagi penerima beasiswa.


IV. DATA
Data dikumpulkan selama pendidikan doktoral di Lincoln University, New Zealand.


V. RESULT
Berikut adalah tips saya untuk bertahan sebagai PhD student di Lincoln University, New Zealand:

1. Keep your faith.
Ketika memutuskan untuk melanjutkan pendidikan jauh dari kampung halaman dan orang-orang dicintai, saya yakin dan percaya itu adalah jalan yang ditunjukkan oleh-Nya sehingga saya yakin bahwa Dia akan selalu melindungi dan membantu saya dalam situasi apapun. Keyakinan ini membuat saya percaya, apapun tantangan yang ada Dia akan selalu memberikan petunjuk dan membukakan jalan karena tiada satu apapun permasalahan melebihi kemampuan kita.

Warning: keyakinan ini jangan menjadikan malah pasrah dan apatis. Ayolah, mana mungkin Dia memberikan petunjuk kalo tidak dikejar, ilham gak dateng sendiri lho dia maunya dijemput. Cara penjemputannya dengan rajin membaca, rajin bertanya dan rajin berdiskusi. Jadi intinya adalah Ikhtiar dan Tawakkal, sisanya baru serahkan kepada-Nya.


2. Family support.
Bagi saya ini penting sekali karena kepercayaan dan keyakinan mereka atas apa yang saya lakukan merupakan kekuatan tersendiri. Walaupun mungkin secara detail mereka tidak tahu mengenai riset saya, tapi keyakinan mereka bahwa saya akan bisa menjalani dan mengatasi permasalahan yang ada selalu mampu membangkitkan semangat. Ibarat handphone yang lagi low bat, habis nelpon ortu langsung deh penuh lagi.

Warning: Jangan membebani keluarga dengan riset kita sampai membicarakan ke detail-detail kerjaan, seperti jurnal yang dibaca, buku yang dibedah atau software yang digunakan. Kasihan mereka kalau mereka tidak punya latar belakan dibidang yang kita geluti. Jangan-jangan pas ngobrol sampe berjam-jam, yang ditelpon udah ketiduran karena gak ngerti yang diobrolin. Dan juga jangan lupa, keluarga juga punya harapan tersendiri buat kita,...=)

Your family's expectation on you.... (Courtesy: Jorge Cham)

3. Making friends.
Ini penting banget. Jangan sampai gara-gara punya riset yang berbeda terus tidak ada teman. Jadi pertemanan jangan dilandasi dengan konsep simbiosis mutualisme, tapi didasarkanlah dengan hati sehingga tidak ada ekspektasi dibalik hubungan yang terbina. Jalinan yang tercipta adalah murni karena keinginan untuk bersilaturrahmi, so bertemanlah dengan siapa saja dengan tidak menjadikan perbedaan sebagai kendala. Justru dengan segala perbedaan yang ada kita belajar melihat sesuatu dari perspektif lain disamping belajar pula untuk berdiri diatas prinsip-prinsip yang kita anut.

Warning: Jangan pula menjadikan ini membuat lupa dengan tujuan utama yaitu menyelesaikan kuliah. Nanti malahan keasyikan berteman kesana-kemari dan memenuhi beragam acara, kuliah jadi ketinggalan. Biasanya sih, silaturahmi di jejaring sosial bisa bikin lupa sama riset,..hahaha..


4. Find your hobbies.
Ini buat saya penting banget. Hobi saya adalah olahraga dan jalan-jalan. Kedua hal ini saya tekuni dengan sebaik-baiknya,..hehehe. Karena saat melakukan hobi ini, kita akan melupakan sejenak keruwetan yang ada, tubuh menjadi lebih rileks dan pikiran menjadi jernih. Sehingga saat kembali ke depan komputer, tumpukan buku dan jurnal, data-data dan tulisan, semangan sudah timbul lagi dan si ilham pun datang.

Warning Jangan gara-gara keasyikan melakukan hobi-hobi kita, risetnya sampai kelupaan. Kecuali risetnya adalah meruapakan hobi,..hehehe...

Find your hobbies...(courtesy: Jorge Cham)

5. Sharing.
Kalo gak berbagi, gak ada yang tahu kan? Berbagi ini bukan hanya mengenai kendala yang kita hadapi, tapi juga apa yang kita pelajari. Dengan berbagi justru kita akan memperoleh lebih banyak. Partner untuk berbagi ini bisa saja berbeda-beda, ada tempat curhat akademik, ada tempat curhat persoalan sehari-hari diluar akademik. Tapi saya punya tambahan bentuk curhat yang laen, yaitu curhat pada Dia.

Warning: Harap diperhatikan dosis curhat yang dilakukan.  Pemakaian yang tidak sesuai peraturan akan menyebabkan berbagai hal seperti munculnya rasa kesal dan sebal karena yang dicurhatin selalu tentang keluhan, studi tidak selesai karena kebanyakan ngomong, menganggu stabilitas dan efektifitas kerja orang lain karena harus mendengarkan curhat kita. Trus, gak jarang juga orang yang di curhatin gak ngerti apa yang kita curhatin,...jadi mo curhat ama siapa mesti liat-liat dulu ya,..=D

6. Enjoying the process.
Menikmati proses yang ada akan memberikan pelajaran tersendiri dalam ilmu kehidupan. Proses yang kadang lancar, macet, tersendat, atau bahkan berhenti sementara bukanlah legitimasi dan justifikasi untuk berhenti total. Justru proses yang ada menjadikan kita semakin tangguh dan membangun karakter. Jadi, nikmati saja prosesnya karena setelah proses itu berakhir, akan dirasakan suatu kepuasan yang luar biasa. Ibarat kata Carl Gauss, 

"It's not knowledge, but the act of learning. Not possession, but the act of getting there, which grant the greatest enjoyment'.

Warning: Frens, jangan gara-gara tipsnya disuruh menikmati proses trus jadi lupa untuk bergerak. Jangan gunakan istilah 'like flowing water' sebelum berusaha. Justru usaha dan kerja keras yang kita lakukan itu yang dinikmatin,...ok!

Life is up and down,..enjoy it! (courtesy: Jorge Cham)

7. Keep your passions alive.
Harus! Karena kalo passion udah pupus, maka hilang sudahlah motor penggerak untuk menyelesaikan studi. Yakinlah dan percayalah pada diri sendiri untuk bisa menyelesaikan riset kita, karena itu salah satu kunci keberhasilan menempuh segala tantangan studi.

Warning: Yang namanya passion kadang naek turun, makanya perlu di maintan yang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tapi jangan lantaran asyik mencoba beragam cara untuk tetap termotivasi bekerja lalu lupa untuk menyelesaikan studi. Yang pasti nih,...rasa cinta pada riset jangan pernah pudar,..OK!

Maintain your relationship with your research (courtesy: Jorge Cham)

8. Never give up.
Hidup itu sulit, kalo enggak sulit itu bukan hidup namanya. Justru kalau kita tahu hidup itu sulit, maka usahakan cari cara untuk mempermudahnya. Kalo pengetahuan kita dalam analisis kurang, ya terang aja ngerjain analisis terasa berat, tapi begitu kita sudah paham,...hmmm..semuanya menjadi mudah. Nah, caranya gimana,..tentu saja dengan tidak pernah menyerah untuk belajar, belajar dan belajar. Gak selamanya kesulitan itu ada dengan kita, Einstein aja bilang kalo

"Out of clutter, find simplicity. From discord, find harmony. In the middle of difficulties lies opportunities". 

Jadi, ini adalah masalah mindset bagaimana melihat persoalan yang ada. So, Be Positive and Optimist!!

Warning: Jika optimisme terlalu banyak alias over dosis bisa menimbulkan sindrom baru yang bernama over-confidence dan hal ini perlu diwaspadai untuk jangan sampai lengah.

9. You are the one who responsible for your life, not others.
Ini satu hal yang juga penting. Mendengarkan omongan orang lain boleh saja, tapi tidak harus mempercayainya. Lakukan apa yang menurut kita benar, karena belum tentu orang lain tahu duduk permasalahan yang ada. Ambil masukan yang konstruktif, tinggalkan yang destruktif. Hidup sudah berat dan jangan diperberat dengan mendengarkan hal-hal yang menghilangkan semangat. Karena apapun yang akhirnya kita putuskan untuk dilakukan, yang bertanggung jawab atas kehidupan kita adalah kita sendiri, bukan orang lain.

Warning: Jangan terlalu cuek, karena ini bisa mengakibatkan anti-sosial. Bergaul dan berinteraksi, berbagi dan menerima adalah suatu kewajaran. Tapi tetap nakhoda kehidupan kita adalah kita sendiri, jangan sampe yang nyetir kehidupan kita adalah orang laen...=)


VI. CONCLUSION
Selama proses yang dijalani ini, banyak banget hal yang akan ditemui. Bukan saja permasalahan langsung dengan riset yang kita lakukan, namun juga ada permasalahan sosial. Bagi yang masih single biasanya dicekoki dengan pertanyaan,...kapan nikahnya?? Nah, jawabannya si Agus Ringgo bisa digunakan disini, yaitu, "May.... alias Maybe yes and Maybe No". Upppss...ingat itu cuma jawaban sementara ya,..jangan sampe jomblo terusss...hehehe... 

Blom lagi mungkin ada omongan-omongan negatif lainnya, nah buat yang ini ingatkan aja didalam hati bahwa mereka-mereka yang ngomong itu ternyata perhatian dan sayang sama kita, buktinya kita selalu diomongin bukan,..??...hehehe..

Ok deh, sekian dulu tips ini. Further study akan dilakukan jika mengambil kuliah doktoral kembali....hehehe.. Selamat berjuang!!!

We share, we learn and we socialize


No comments: