Saturday, December 14, 2013

Ketika TBIM dan AHAI Berkolaborasi

Sabtu, 14 Desember 2013 ini menjadi momentum tersendiri bagi saya karena TBIM Lereng Indah bakal berkolaborasi dengan CTI melalui program AHAI.

Nah,...pada bingung kan apa itu TBIM dan apa itu CTI serta AHAI..?

TBIM adalah singkatan dari Taman Baca Indonesia Menyala. TBIM merupakan salah satu inisiasi Indonesia Menyala untuk meliterasi anak Indonesia guna menumbuhkan perilaku membaca hingga menjadi budaya. TBIM sendiri masih dalam tahapan pilot project dengan locusnya di 12 lokasi JaBoDeTaBek. Saya sendiri adalah 1 dari 36 orang penyala TBIM yang bertugas di TBIM Lereng Indah bersama dengan 2 penyala lainnya, Tuti dan Imel.

Lalu, apa itu CTI dan AHAI?

AHAI adalah singkatan dari Anak Hebat Anak Indonesia. Salah satu program yang digagas oleh Center for Technopreneurship and Innovation (CTI), Surya University merupakan program pelatihan kewirausahaan usia dini berbasis lingkungan (green technopreneurship) untuk siswa sekolah dasar. Tujuan dari AHAI adalah menanamkan jiwa kewirausahaan, meningkatkan kreatifitas, imajinasi, kemampuan berkolaborasi/kerja tim dan berkomunikasi pada siswa sekolah dasar. Dan di research center inilah saya bekerja sebagai peneliti dan pengajar.

Jadi,.....hari ini menjadi hari spesial bagi saya selaku 'double agent' karena TBIM tampil 'sepanggung' dengan CTI di Lereng Indah. Hari ini merupakan launching TBIM Lereng Indah dan juga merupakan hari pengabdian masyarakat CTI melalui AHAI.

Dan inilah cerita keseruan acara AHAI di TBIM Lereng Indah dari pandangan mata si 'double agent'.....:-D

Anak-anak peserta AHAI di TBIM Lereng Indah
Pukul 5.45 saya bergerak menuju gedung Surya Institute, tempat dimana janji berkumpul tim CTI akan berangkat ke TBIM Lereng Indah, Pondok Cabe, Tangerang. Terlihat beberapa mahasiswa sudah berada disana. Dan memang dalam setiap program CTI, mahasiswa program Technopreneurship selalu dilibatkan. Kali ini 10 orang mahasiswa menyatakan kesiapannya untuk memeriahkan acara AHAI di TBIM Lereng Indah.

Begitu saya muncul, kicau heboh para mahasiswa yang tidak sabar untuk segera berangkat terdengar riuh. Sambil menunggu anggota tim lainnya; seperti keseharian kami dikampus, canda tawa dan saling godapun dimulai. Para mahasiswa ini heboh menceritakan persiapan AHAI mereka yang ternyata menggunakan sistem SKS alias 'Siapkan Kelengkapan dalam Semalam'.

Salah Satu Perlengkapan 'Perang' AHAI
Seluruh perlengkapan AHAI mulai dari memotong-motong kertas untuk 'Bintang Impian', mempersiapkan ingredient ke kantong-kantong kecil untuk 'Menghias Pisang', dan tentunya menggoreng pisang untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaran AHAI, dipersiapkan dalam waktu kurang dari 24 jam. Dan kenapa semuanya dikebut dalam semalam? Karena Jumat sore adalah hari terakhir mereka melaksanakan UAS (Ujian Akhir Semester) yang tentu saja selama mereka ujian, mereka tidak diperbolehkan mengerjakan persiapan AHAI.

Dan pukul 06.20, 3 mobil yang membawa 5 dosen dan 10 mahasiswa beserta perlengkapan AHAI meluncur menuju TBIM Lereng Indah, Pondok Cabe.

Dalam perjalanan menuju lokasi, saya terus ber-Whatsapp-an dengan Sarita, aktor lokal di Lereng Indah, dan Tuti, penyala TBIM Lereng Indah. Sayang sekali penyala TBIM Lereng Indah lainnya, yaitu Imelda tidak bisa datang karena sedang mengikuti UAS di kampusnya.

Anak-anak peserta AHAI sudah bersiap
Koordinasi dengan tim TBIM Lereng Indah memang dilakukan via WA karena kesibukan masing-masing penyala dan juga kesempatan untuk ketemu di TBIM sendiri yang berbeda-beda waktu. Alhamdulillah, selalu saja ada jalan walau koordinasi hanya dilakukan via gadget saja. Pendirian TBIM Lereng Indah ini kasusnya cukup unik karena di daerah tersebut belum ada perpustakaan dan juga daerah tersebut tergolong 'mati suri' dari kegiatan. Masyarakatnya tidak terlalu antusias, kecuali pak Harso, sang RW yang juga guru SMU dan beberapa pengurus mesjid disana. Dan, Alhamdulillah, setelah approaches selama 2 bulanan, hari ini TBIM Lereng Indah launching.

Setiba di lokasi, tim CTI langsung mempersiapkan segala kebutuhan pelaksanaan kegiatan. Akan ada 5 sesi kegiatan AHAI, yaitu Bintang Impian, Menghias Pisang, Tarian Jari-Jari, Menjaga Bumi, dan Berbagi Kasih. Sebagian tim terlihat memasang spanduk, mempersiapkan layar untuk pemutaran film dan presentasi, serta tentunya bersosialisasi dengan anak-anak peserta AHAI yang sudah berdatangan.

Pukul 8.30 acarapun dimulai dengan duo MC-nya CTI yang langsung menyapa anak-anak. Setelah itu, sambutan dari Pak Harso, selaku Ketua RW dan dilanjutkan oleh Tuti, sebagai perwakilan TBIM Lereng Indah. Dan dengan Al Fatihah, acara AHAI sekaligus launching TBIM Lereng Indah, dimulai.

Ice Breaking adalah acara pertama yang bertujuan bukan hanya untuk mencairkan suasana namun juga pembagian kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang anak dan didampingi oleh seorang kakak mahasiswa.

Dan inilah program AHAI....

'Ini cita-citaku, apa cita-citamu?'
Sesi pertama adalah 'Bintang Impian' bertujuan untuk mengenalkan berbagai profesi kepada anak-anak dan memotivasi mereka untuk meraih cita-cita. Video berjudul 'Cita-Cita AHAI' ditayangkan sebagai stimulus sebelum mereka diminta menuliskan cita-cita mereka pada kertas mengkilap berbentuk bintang yang kemudian ditempelkan pada karton hitam.

Nilai filosofis dari kertas warna-warni memiliki arti bahwa setiap anak adalah individu dengan warna karakter yang berbeda namun unik dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kertas berkilau dan karton hitam memiliki arti bahwa dengan keunikan yang dimiliki mereka akan mampu menyinari dunia sebagai penerus bangsa walau dengan segala keterbatasan yang ada dilingkungan mereka.

Karya para peserta AHAI
Sesi kedua adalah 'Menghias Pisang' bertujuan untuk mengenalkan konsep sederhana tentang penciptaan nilai tambah kepada anak-anak. Melalui sesi ini mereka diajak berimajinasi dan berkreasi dengan bahan-bahan yang disediakan. Unsur kompetisi diberlakukan disesi ini yang mencerminkan dunia bisnis yang sebenarnya.

Kemampuan berkolaborasi dan menuangkan imajinasi individual menjadi keputusan bersama merupakan nilai yang diperkenalkan pada anak-anak disesi ini. Sedangkan nilai filosofis yang terkandung disesi ini dengan menggunakan media pisang adalah mulailah dari yang sederhana dan ada dilingkungan kita. Pisang sebagai buah yang mudah dicari dan diperoleh diekitar kita.

Dan sesi 'Menghias Pisang' ini semakin seru, ketika Sarita, Tuti dan mbak Patricia (reporter telesindo) juga ikut bekerja. Ketika tiap kelompok yang selesai meneriakkan yel-yel, 'AKU BISA!!', kelompok khusus ini masih asyik berkutat dengan piring beserta pisang dan kelengkapannya. Ternyata, mereka terlalu lama berdiskusi untuk memutuskan bagaimana cara menghias pisang, beda dengan anak-anak yang langsung 'eksekusi'....hahaha!

'Aku berani mencoba dan ini karyaku'
Sesi ketiga AHAI yaitu 'Tarian Jari-Jari' yang bertujuan untuk menumbuhkan imajinasi dan kreatifitas anak-anak. Aktifitas yang dilakukan secara berkelompok ini menuntut anak untuk bisa bekerjasama dalam menentukan tema lukisan mereka, kemudian melukiskannya dan mampu menceritakan lukisan mereka. Disesi ini kemampuan berkolaborasi serta kepercayaan diri juga ditumbuhkan.

Seperti dua sesi lainnya, nilai filosofis juga terkandung pada sesi ini, yaitu mendorong anak-anak untuk tidak takut mencoba dan tidak takut gagal. Warna yang digunakan hanya tiga warna yang memiliki arti bahwa dengan kreatifitas, segala keterbatasan bukanlah suatu masalah.

Dua sesi terakhir yaitu 'Menjaga Bumi' dan 'Berbagi Kasih'. 'Menjaga Bumi' merupakan pengenalan kepada lingkungan dengan membersihkan areal permainan dan membuang sampah pada tempat yang disediakan.

Foto bersama dengan Sidomart diakhir acara
Dan antusias anak-anak terlihat semakin bertambah seiring berjalannya waktu.  Rekah senyum terlihat menyemburat dimana-mana dan seiring pergantian sesi berubah menjadi derai tawa membahana. Wajah penuh harap dan jeritan terdengar ketika para juri dari tim CTI dan TBIM Lereng Indah menilai hasil karya mereka. Gurat sedih dan desah kecewa terasa kental ketika tim mereka tidak menjadi juara.

Namun, awan gelap itu segera tersaput disesi 'Berbagi Kasih' yang menanamkan jiwa sosial kepada anak-anak dengan mengasah kepedulian mereka kepada teman-temannya melalui hadiah yang diperoleh kelompok pemenang.

Saat menyaru sebagai Penyala
Seiring dengan dibagikannya hadiah dari CTI, TBIM Lereng Indah serta sponsor Indomaret, berakhirlah rangkaian acara launching TBIM Lereng Indah.

Satu hari yang melelahkan namun menghadirkan kebahagiaan luar biasa bagi masing-masing kami dan mudah-mudahan kebahagiaan ini terus berlanjut melalui program-program TBIM Lereng Indah serta AHAI lainnya.

Ini hanyalah sebuah awal, tapi ketika kaki tidak pernah dilangkahkan, tidak akan pernah ada perpindahan, tidak akan ada kemajuan dan tidak akan ada pencapaian.

Saat menyaru sebagai tim CTI-AHAI
Melalui program AHAI di launching TBIM Lereng Indah, diharapkan akan menarik minat masyarakat sekitar untuk mau berkunjung ke TBIM dan tumbuh minat baca mereka setelah melihat berbagai buku yang bisa dibaca.

Jika minat itu sudah ada, sejalan waktu akan menjadi perilaku dan akhirnya terciptalah suatu budaya baca di lingkungan masyarakat Lereng Indah.

Dengan AHAI di launching TBIM Lereng Indah terbukti dapat menyedot perhatian masyarakat sekitar dan tentu saja para penyala akan terus mensosialisasikan TBIM ini. Akan banyak langkah-langkah berikutnya dan semoga kami semua diberikan kemudahan dalam melanjutkan jalan yang masih sangat panjang.

Amieeennn Ya Rabb...:-)

*Catatan launching TBIM Lereng Indah, Sabtu, 14 Desember 2013 dan program pengabdian CTI melalui AHAI*

1 comment:

masnadek said...

selalu semangat :)